Peristiwa Isra Miraj menyimpan lautan ilmu dan pelajaran yang banyak sekali
*Berikut 10 Ibrah dan Pelajaran dari Peristiwa Isra‘ Mi’raj:*
πππ
1. *Hadits tentang isra mi’raj adalah shahih dengan kesepakatan para pakar hadits dan sejarah.Oleh karenanya, mengingkari peristiwa ini merupakan suatu kekufuran terhadap ayat Alquran, hadits mutawatir, dan kesepakatan ulama.*
Peristiwa ini mengajarkan kepada kita untuk melakukan pendekatan iman daripada hanya sekadar mengandalkan akal yang terbatas. Hal ini penting untuk kita perhatikan karena banyak di antara manusia yang mengingkari peristiwa isra‘ mi’raj atau sebagian peristiwa di dalamnya, sumbernya hanyalah mengedepankan akal belaka bukan keimanan. Perhatikanlah!
πππ
2. *Peristiwa isra‘ mi’raj merupakan mukjizat Nabi Muhammad ο·Ί yang menunjukkan kebenaran risalah yang beliau emban.*
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata, “Tidaklah Allah memberikan suatu mukjizat kepada seorang nabi pun kecuali Dia juga memberikan kepada Nabi Muhammad ο·Ί mukjizat yang lebih banyak darinya. Apabila mukjizat Nabi Musa Alaihissallam terbelahnya lautan, Nabi kita ο·Ί memiliki mukjizat yang lebih menakjubkan yaitu terbelahnya bulan.
Apabila mukjizat Nabi Musa Alaihissallam terpancarnya air dari batu, maka Nabi kita ο·Ί memiliki mukjizat yang lebih menakjubkan yaitu terpancarnya air dari jari-jemari. Dan apabila mukjizat Nabi Sulaiman Alaihissallam adalah ketundukan angin kepadanya, maka mukjizat Nabi kita ο·Ί adalah mi’raj (naiknya beliau ke langit).
πππ
3. *Peristiwa Isra’ mi’raj merupakan hiburan bagi Nabi ο·Ί*
Bagi orang yang mempelajari sirah perjalanan Nabi ο·Ί, niscaya akan mendapati bahwa sebelum peristiwa agung tersebut ada beberapa kejadian yang sangat menyedihkan hati beliau, seperti wafatnya istri tercinta beliau (Khadijah radhiyallahu anha) dan paman pelindung beliau (Abu Thalib), sehingga tahun itu dikenal dalam sejarah dengan ’Amul Hazn (tahun kesedihan).
Ditambah lagi, kejadian yang menimpa beliau di kota Thaif, di mana tatkala beliau pergi ke sana dengan harapan mereka mau menerima dakwah dan menolong beliau, namun sebaliknya beliau malah mendapatkan celaan, bahkan lemparan batu hingga kaki beliau berlumuran darah.
Setelah kejadian menyedihkan tersebut, Allah ingin menghibur hati Nabi Muhammad ο·Ί menunjukkan kehebatan tanda-tanda kekuasaan-Nya, mempertemukan Nabi n dengan para nabi yang juga sama sepertinya dalam menghadapi tantangan dalam berdakwah. Seakan-akan dikatakan kepada beliau, “Wahai Muhammad, kalau memang hatimu sedih karena ocehan penduduk bumi, apakah engkau tidak merasa gembira dan senang hati dengan ucapan selamat sejahtera dari para malaikat dan para nabi yang mulia?!!”
Hendaknya hal ini menjadi ibrah bagi para da’i, penerus perjuangan dakwah Nabi Muhammad ο·Ί, agar mereka bersabar dalam medan dakwah dan merasa gembira dengan janji Allah.
πππ
4. *Pentingnya tolong-menolong antara para juru dakwah dan tukar-menukar pengalaman yang dialaminya dalam kancah dakwah.*
Karena Nabi Musa Alaihissallam memberikan pengalamannya kepada Nabi Muhammad ο·Ί, sebab pengalaman itu lebih berharga daripada hanya sekadar teori belaka. Oleh karenanya, semoga hal ini menginspirasi para da’i agar mereka saling membantu satu sama lain dalam mengemban amanat dakwah yang mulia ini, bukan malah saling mencela, memfitnah, dan memprovokasi.
πππ
5. *Hubungan erat antara al-Masjidil Haram dengan al-Masjidil Aqsha.*
Nabi ο·Ί melewati para nabi dan shalat mengimami mereka di al-Masjid al-Aqsha, menunjukkan beberapa faedah dan pelajaran:
a. Dakwah Nabi ο·Ί yang mulia itu umum atas setiap negeri.
b. Syari’at Nabi ο·Ί adalah menghapus syari’at-syari’at terdahulu dan wajib bagi setiap manusia hingga para nabi pun untuk mengikuti.
c. Persatuan dakwah para nabi dalam mengajak manusia kepada tauhid dan keimanan.
d. Hubungan erat antara al-Masjidil Haram dengan al-Masjidil Aqsha.
e. Anjuran kepada kaum muslimin untuk menziarahi al-Masjidil Aqsha dan membebaskannya dari kaum Yahudi, semoga Allah menghancurkan mereka, dan patung-patung dan merupakan kabar gembira akan kemenangan dan penaklukan al-Masjidil Aqsha.
Adapun fatwa sebagian kalangan yang melarang ziarah ke Masjidil Aqsha sekarang karena dikuasai oleh Yahudi dengan alasan bahwa hal itu akan semakin memperkuat ekonomi mereka, maka ini adalah fatwa yang salah sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abdullah al-’Ubailan, Syaikuna Masyhur Hasan Salman, dan Syaikhuna Ali Hasan al-Halabi.
πππ
6. *Lantang menyampaikan kebenaran*
Nabi ο·Ί berterus terang menyampaikan kisah peristiwa isra‘ mi’raj sekalipun entah manusia membenarkannya atau mendustakan dirinya.
Hendaknya hal ini sebagai pelajaran bagi para da’i agar berani lantang menyampaikan al-haq tanpa rasa takut sedikit pun:
("Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan."(QS al-Ahzab ayat 39)
πππ
7. *Antara Nabi dan al-Buraq*
Allah telah menambah penghormatan kepada Rasulullah ο·Ί, sebagai tamu yang agung dengan sebuah kendaraan yang unik (yakni Buraq) dan pendamping yang menghiburnya (Jibril Alaihissallam), sebagaimana penduduk surga pergi ke surga dengan menaiki kendaraan nan penuh penghormatan. Allah berfirman:
"(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang taqwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat." (QS Maryam ayat 85)
Dan ketika Rasulullah ο·Ί menambatkan Buraq, maka beliau ingin mengajarkan kepada kita agar mengambil sebab, karena mengikat kendaraan tidaklah menafikan tawakal kepada Allah. Nabi ο·Ί pernah bersabda kepada seorang Arab badui yang membawa untanya, “Ikat dulu, baru kemudian bertawakal.” (Hasan. Riwayat Tirmidzi)
πππ
8. *Kewajiban shalat*
Setiap ibadah diwahyukan kepada Rasulullah ο·Ί saat beliau di muka bumi, kecuali ibadah shalat. Allah mewahyukan kewajiban shalat tersebut di atas langit. Bukankah hal ini menunjukkan betapa pentingnya masalah shalat.
πππ
9. *Ketinggian Allah*
Al-Hafizh Ibnu Abil Izzi al-Hanafi rahimahullah berkata, “Dalam hadits mi’raj ini terdapat dalil tentang ketinggian Allah ditinjau dari beberapa segi bagi orang yang mencermatinya.” (Syarh Aqidah ath-Thahawiyyah)
Seandainya saja Allah ada di mana-mana, seperti sangkaan kaum Jahmiyyah, niscaya Nabi ο·Ί tidak perlu susah-susah diangkat ke langit!
πππ
10. *Pelajaran dari “Pembelahan dada Nabi ο·Ί”*
Setiap orang yang dikehendaki Allah untuk menghadapi sesuatu yang sangat dahsyat, maka dia akan diberi bekal persiapan yang kuat. Nabi Musa Alaihissallam, misalnya, tatkala akan diutus oleh Allah kepada raja Fir’aun, Allah memberinya sebuah tongkat dan memberikan percobaan untuknya agar dia nanti tidak kaget ketika melihat tongkatnya menjadi ular yang besar.
Demikian pula Rasul kita Muhammad ο·Ί, dadanya dibelah oleh Malaikat Jibril Alaihissallam dan diisi dengan hikmah dan keimanan agar dia siap untuk melihat keajaiban-keajaiban isra‘ mi’raj, sebab apabila hati manusia sudah baik maka akan baik pula seluruh anggota tubuh. Nabi ο·Ί bersabda:
“Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada sekerat daging, apabila itu baik maka seluruh anggota tubuh lainnya akan baik dan apabila jelek maka akan jelek pula seluruhnya. Ketahuilah bahwa (sekerat daging) itu adalah hati.” (Muttafaq ’alaih)
πππ
"Demikianlah beberapa mutiara ilmu yang dapat kita ambil dari peristiwa isra mi’raj. Sungguh yang terpenting dari peristiwa tersebut adalah kita dapat mempelajari dan mengambil ibrah darinya, bukan hanya sekadar rutinitas belaka atau sebagai perayaan yang tidak diizinkan oleh Allah. Semoga dengan penjelasan tadi, kaum muslimin dapat mengambil manfaat darinya. Amin." Ustadz Abu Ubaidah Yusuf.
πππ
_Barakallahu fiikum....._
ΩΨ§ΩΨ³ΩΨ§Ω
ΨΉΩΩΩΩ
ΩΨ±ΨΩ
Ψ©Ψ§ΩΩΩ Ω Ψ¨Ψ±ΩΨ§ΨͺΩ
Oleh : Ustadz Abu Ubaidah Yusuf.
Reshared by :
#BPI Yayasan Nur Hidayah Surakarta.
#PAUD IT Nur Hidayah Surakarta.
πͺ΄πΎπͺ΄πΎπͺ΄πΎπͺ΄πΎ