Minggu, 01 Februari 2015

Pujian Terhadap Anak

“Ekspresi atau tindakan yang kecil sekalipun, kita tak pernah tahu apa yang bisa kita ubah”
Entah itu baik ataupun buruk, ekspresi dan tindakan dari orang lain bisa memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan seseorang. Satu pujian bisa membuat seorang anak sangat bahagia dan ingin terus berbuat lebih baik, sebaliknya, satu celaan bisa mematahkan semangat seorang anak dan membuatnya menggugurkan mimpinya.
Pengakuan terhadap seseorang adalah sumber kekuatan
Apa yang salah dengan pendidikan kita? Bagaimana kita dididik dan menjadi pelaku pendidikan adalah jawabannya. Kenyataannya, cerita tersebut bukan sekadar bumbu untuk membuat film itu menarik, tapi lebih dari sebuah refleksi atas kenyataan yang terjadi selama ini. Masih ingatkah kita berapa kali kita pernah mendapatkan pujian dari guru-guru kita, orang tua kita, bahkan dari orang-orang di sekitar kita? Atau masih ingatkah berapa kali kita pernah memberikan pujian kepada murid-murid kita, anak-anak kita dan kepada orang lain yang berada disekitar kita? Bisa jadi kita tak tahu jawabannya karena kita sangat jarang menerima dan memberikannya, bahkan mungkin hampir tidak pernah. Bisa jadi hal itulah yang membuat kita pernah berhenti untuk memenangkan sesuatu, berganti cita-cita atau mungkin berhenti melakukan sesuatu yang baik. Itu jugalah yang bisa terjadi pada generasi penerus kita jika kita memperlakukan mereka sama dengan yang kita peroleh.
“Dalam diri setiap anak ada sisi gelap dan terang, carilah sisi terangnya”
Pendidikan di Negara kita sudah seharusnya jauh lebih baik, karena dengan mudah kita telah dapat belajar banyak dari kesuksesan Negara lain. Tidak lagi sulit untuk mendapatkan informasi mengenai pendidikan anak dalam keluarga dan di sekolah. Jika tak sanggup membeli bukunya, maka dengan siaga Internet memudahkan kita untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan. Model-model pembelajaran, Multiple Intelligence hingga psikologi perkembangan bukan hal yang sulit kita pahami jika kita memang mau belajar. Sebuah pepatah mengatakan,”jika anda berani mengajar, maka anda harus berani belajar.”
Anak-anak jaman sekarang berbeda dengan jaman kita dulu, oleh karena itu kita juga harus berbeda dengan orang-orang tua dan guru-guru jaman dulu.
Berani membuka mata terhadap perubahan memang tidaklah mudah, apalagi jika kita telah merasa nyaman dengan apa yang kita pahami, tapi menutup mata sama saja tidak siap untuk melanjutkan hidup, karena waktu berjalan beriringan dengan perubahan. Sudah saatnya kita dapat memahami bahwa sekolah bukanlah sekadar tempat untuk bertemu guru, mendengarkan guru berceramah, memenuhi absensi dan mendapatkan nilai. Lebih dari itu, sekolah seharusnya dapat menjadi rumah kedua yang tidak hanya mengajarkan mata pelajaran exact dan non-exact, tapi juga pelajaran tentang kehidupan dan bagaimana menjalani kehidupan. Aku jadi teringat dengan sebuah cerita tentang sang penemu Microsoft, Bill Gates. Seorang temannya pernah berkata, nilai-nilaiku selalu bagus di sekolah, setelah lulus sekolah aku bekerja sebagai engineer di perusahaan microsoft. Dan yang menjadi bosku adalah temanku yang dulu nilainya tidak pernah bagus.
Kecerdasan bukan hanya karena mampu memperoleh nilai yang baik di sekolah, lebih dari itu kecerdasan adalah setiap kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak.
Barang berguna dipakai dengan salah akan jadi tidak berguna. Barang tidak berguna dipakai dengan benar akan jadi berguna.
Setiap anak memiliki kelebihannya masing-masing. Suka memukul orang, bisa jadi calon pemain karate yang handal. Suka mengotak-atik mainan, bisa jadi calon engineer handal. Suka mencoret-coreti dinding, bisa jadi calon arsitektur handal. Kita tidak harus kaku bahwa cerdas bergantung dari nilai pelajaran matematika, Bahasa Inggris, IPA, dan sebagainya. Mampu menggambar, memanjat, bermain sepak bola, karate, menyanyi, bermain peran dan masih banyak lagi, adalah kecerdasan yang bisa berbeda dari setiap anak yang Tuhan telah anugerahkan. Tidak harus sama. Tidak harus dinilai dengan tolak ukur yang sama dan dari sudut pandang yang sama.

0 comments:

Posting Komentar

channel kita